"Orang yang menggantungan dirinya terhadap cinta, maka ia akan di perbudak olehnya"
~oOo~
Ada yang lebih mematikan dari pada filsafat yaitu lirikan mata seorang wanita, ada yang lebih rumit dari pada fisika yaitu harus peka terhadap apa yang di inginkan oleh permaisuri(kekasih yang engkau cinta).
Tahtamu masih menawan singgahnya, belum sempat hilang. Padahal sudah pernah ku buang jauh di tepi samudra penantian.
Engkau tempatku bersandar yang canggung, engkau yang telah merampas perasaanku sepenuhnya secara diam-diam dan sungguh aku telah salah menanti seseorang yang belum pasti menantiku. Aku seakan telah di perbudak selayaknya babu yang kelaparan mengemis di hadapan yang ku cinta.
Ada sebuah kabar di awal masuk SMA, engkau mendaftar di sekolah yang ku tempati. Sebuah kabar yang istimewa, sebuah kabar yang membuatku tersenyum-senyum sendiri sebab menghalu di saat bertemu dengannya.
Pulang sekolah aku mencari namamu di buku absen, di jadwal piket, di setruktur organisasi kelas. Hanya demi memastikan bahwa keberadaanmu itu nyata dan kehadiranmu itu ada di 1 gedung yang aku tempati.
Engkaulah bidadari saru-satunya yang telah membuatku mengemis di pinggir jalan memakai pakaian kusut, kedua tangan menjalur kedepan, sembari meneteskan air mata demi mengharapkan engkau menghampiriku.
Segitukah tuhan mengujiku sampai lupa harga diriku yang terbuang dan terinjak di hadapan sang pujaan. Cinta membutakan segala arah dan sebegitu mudahnya menjadikan budak demi cinta yang palsu di hadapan sang raja.
0 Komentar