Bidadari Aku Jadikan Sandaran, NOVEL II


    Selamat datang sang pujangga, aku ingin cerita bahwa ada Sorang wanita bagaikan bidadari yang pernah kukenal semasa itu dan yang pernah mampir dalam kehidupanku. Aku melihatnya tesenyum di belakang tembok sekolah di waktu bermain dengannya dulu.

Haiy bidadari..... 

sebuah keistimewaan bagiku, menatap  dan mengenal dan sebuah hal yang tak wajar bagiku, karna di takdirkan berjumpa denganmu.

 Menghalu di landa rasa, kuu sandarkan sepenuhnya demi menanti.

    Mustahil itu mungkin tapi takdir tidak ada kata tak mungkin, menghayal adalah caraku tuk tersenyum sebab kata “seandainya” yang di gunakan dan kata “mungkin” menjadi sebuah alasan kenapa dan mengapa untuk di ucapkan.

    Tersandarkan hati di tembok cinta yang diam dengan pengharapan yang tak kunjung usai dan menyendiri tak kunjung henti. Tahukah engkau sang bidadari kalau ada seorang lelaki yang setia menunggu kabar darimu ia tak henti menulis tentangmu.


"Merpati akan berpaling demi mendapatkan cintanya dan mustahil merpati menyimpan rasa mendua. Merpati akan setia layaknya dua insan yg jatuh menggila. Rela di perlombakan meski jauh jarak tempuh di udara demi berjumpa sang kekasihnya”

 

0 Komentar