MENGENALNYA, Berawal Sebuah Novel I



    Bulan  janganlah engkau tampakkan keindahanmu supaya kegelapan selalu menyelimuti pandangan sang kekasih. Seorang lelaki yang selalu menuliskan sajak-sajak kalimat untuk sang bidadari yg masih di nanti. Selamat malam bidadari.....

Trimakasih atas persinggahan sewaktu masih kecil dulu sampai detik ini. Engkau adalah seorang yang pandai, cantik, baik, lembut, dan sabar. Aku mengagumimu dan Aku sangat mengenal siapa sosok engkau di mataku dan perasaanku yg terlalu berharap sampai-sampai kebawa dalam imajinasi (andaikan ia mau menjadi kekasihku di waktu itu), itu hannyalah hayalan belaka.

    Pertemanan yang dekat adalah Langkah awal menanamkan rasa sebelum cinta hadir, bermainku sewaktu kecil dengannya adalah kenyamanan sebelum menghilang, seperti pohon yang berbuah namun hannya singkat singgahnya kemudian menghilang.

    Manis teringat tapi bukan madu bukan gula, diam yang sakit tapi bukan darah yang menetes, engkaulah ciptaan tuhan yang hadir hannya sekejap mata berkedip lalu menghilang seketika jejaknya. Sewaktu itu kita saling bermain, bercanda tawa dan Bahagia, dulu amat semangat berangkat sekolah karna ada sebab ingin melihatnya tersenyum.

    Kenapa rasa ini terlalu membekas padahal massa itu masih seorang bocah yang tak tau sebuah materi dan mengapa sewaktu itu aku menyendiri melihat senja yang mulai tenggelam untuk menenangkan rasa yang tak kunjung usai.

    Aku berharap sewaktu itu obat dari semua ini adalah mengenal lebih dekat sedekat-dekatnya dari pada hari kemarin, kisah yang pernah hadir menjadi sebuah cerita di dalam bait-bait buku harianku ini. Sebuah hadiah untukku dari sang pencipta untuk kekasihnya.

 

 

“Dulu hannya meninggalkan kekecewaan, Wajahnya yang selalu ada di setiap bayangan Dan detakannya meninggalkan luka, Ada namamu yang di selimuti malam”

 


0 Komentar