Berhenti menatap FBnya, NOVELku XIV

    

  Entah kapankah ajal menjemput dan entah seperti apakah cara matiku kelak nanti, yang pasti hidup di dunia ini sekali dan yang pasti aku pernah mengenal senyummu. Hidup satu kali, satu kali di lahirkan, satu kali jadi anak kecil, satu kali jadi dewasa, satu kali jadi tua dan satu kali kebahagiaan sebelum tangisan.

   Hidup ini yang hannya satu kali akankah engkau buang-buang dengan percuma dengan hal yang tidak perlu engkau urusi dan memusuhi hal yang tidak kita di izinkan untuk mendekatinya, menghakimi yang pernah engkau cinta selantasnya engkau yang paling bennar tentang mencintai.

  Pergi malam, melangkah kaki kesebuah rumah yang terkerumuni internet, ramai manusia menunggu untuk menikmatinya, sampai malam mata belum terpejam di depat komputer demi mengintai engkau sekarang di miliki oleh siapa. Sedih pasti perasaan ini menatap FBmu yang di penuhi kebahagiaan (sudah dimiliki orang) saling bersanding selanyaknya bulan madu.

  Aku seakan terjajah oleh kerinduan semasa kecil dulu, merindukan sesosok malam yang sudah di miliki rembulan, sesosok aku yang hannya memandang dari bawah melihat kemesraannya yang di penuhi senyuman.

   Memang manusia hannya bisa bersedih dan tertawa, mencari dan meninggalkan, memiliki dan melupakan, hidup lalu mati. Aku yang sembari menatap sebelum kemudian berpulang di hadapan tuhan.

"Jemputlah kebahagiyaan meskipun sekecil debu yang pernah singgah dulu, nikmatilah lalu tersenyum bayangkan seakan engkau masih ada di dekatnya."

~o0o~


1 Komentar