_Jangan engkau buat seorang penulis patah harapan karnamu atau namamu akan abadi di dalam tulisannya_
~o0o~
Aku mengira dan menganggap kalo kata "Rela menunggu seseorang yang di cinta" itu tidak berarti suatu tindakan atau hal yang bodoh, melainkan itu sebuah hakikat rasa yang terselimuti oleh kata cinta.
Dikira gila sebab setiap hari membicarakan si Nona, di kira sudah buta otaknya sebab tiada nama yang di panggilnya selain si Nona, selalu gelisah setiap malam sebab selalu memikirkannya.
Sungguh sekuat apapun engkau mengejarnya kalo bukan takdirmu itu hannya akan menuai bekas luka.
Aku menanti dan mengharapkan sepenuhnya meski dengan biadabnya engkau bertingkah di depan sang susastra, seolah-olah aku adalah sekertas buku yang sudah kusam yang enggan dilirik apalagi menyoretkan tinta didam sebagai pelengkapnya, yang mana tanpa engkau tanyakan tentang bagaimana dan seperti apa perasanku yang telah tumbuh.
Wahai malam siNona yang selalu datang meredakan malam-malamku yang muram. Susastra yang selalu menuliskan bait-bait penantian hingga lupa memejamkan mata di bawah indahnya sinar bulan, hingga engkau nafikan didalam kenangan yang menetes di ujung ubun-ubunku.
Aku terbenam dalam sekenario yang pura-pura bahagia, aku ingin terus menanti, aku ingin terus merindukannya, aku ingin selalu berjumpa meskipun lewat mimpi, aku ingin bersamanya meskipun tuhan tak merestuinya.
"Lalat sesungguhnya udah tau kalo bunga lebih indah dan harum dari pada sampah, tapi Lalat sadar diri kalau yang di tunggu bunga bukanlah ia tapi yang di tunggu bunga adalah kupu-kupu"
0 Komentar