Sujiwo Tejo pernah berkata: Yang membekas dari lilin bukanlah lelehnya melainkan wajahmu sebelum gelap.
~oOo~
Dagingku mulai terkelupas, tampak putih tulang terlihat, mulai menghilang sembari jarum jam melaju kedepan, sayapku mulai mengarah menghampirinya, memang yang membekas belum tentu jadi milikmu, yang engkau harapkan belum tentu datang untukmu, dan yang engkau puja belum tentu mau denganmu.
Tengkorak yang meringik kesakitan dan menjauh terbang menghampiri persidangan, sementara hatimu masih mengharapkan seseorang. Lantas betapa busuknya engkau hidup di semesta ini, hingga lupa dirimu sekarang menginjak di tanah mana.
Sedih memasang wajah tersenyum dalam konklusi teori cinta.
Andaikan ada doraemon pasti akan aku minta mesin waktunya, supaya aku bisa kembali di massa lalu dan memperbaiki semuanya tentang yang pernah ada dalam persinggahan. Atau mungkin aku meminta sebuah alat yang bisa mengedit sekenario dalam ceritaku sehingga beberapa bagian yang menyakitkan atas bekas yang pernah ku dapat bisa hilang.
Masihkah tulangku yang bersayap hendak menghampirimu. Tulang yang mati, sayap yang hidup karna dalamnya sebuah rasa ingin menggenggam tangan sucimu.
Nona apa belum sadarkah? Arti mencari seseorang yang menyukaimu dari kekuranganmu, sifat dan kelebihanmu, wahai Nona... Tidak sesulit dan tidak semudah mempertahankan hubungan dua insan yang Menerima segala kekurangan meskipun jauh hati memandang karna cinta membutakan arah, Nona.... kelebihanmu pun akan menghidupkanku untuk menuliskan sepatah kata pengharapan, dan sifatmu pun akan membekas karna sifasmu telah ku mengerti dan telah ku pahami.
Aku membutuhkan arah untuk bahagia dan aku membutukhanmu untuk menemani jelanku.
"kata cinta tidak membutuhkan kata karena, sebab cinta tidak bisa di teorikan"
0 Komentar