Sampai Jumpa, NOVELku VII


_Cinta membutuhkan paradigma untuk memahami sebuah rasa_

Sebuah asumsi dari lentera jingga, tersenyapkan oleh waktu yang pernah ku jemput, masa kelam penuh senyuman dan meninggalkan tanpa memberi sebuah kenangan, sekedar menatap tanpa menaruh sebuah ungkapan, menjauh untuk mendekap sebab salah menaruhkan rasa.

Udah tak terasa mau meninggalkan tanah kelahiranku yang penuh hayalan ingin mencinta dan bergandengan tangan dengannya.

Aku menghilang secara tiba-tiba tidak memberi kabar dan tidak mengungkapkan rasa yang telah ku bangun untuknya. Wahai malam... Dengan sebuah kepergian ini diriku yang tak lagi bisa melihatmu tersenyum. Aku mau titipkan seuntaian bait-bait di kertas penantian dalam buku dearyku yang telah aku buat untukmu.

Sebab mulai hari esok aku mulai pergi dan tak akan terlihat lagi. Menjauh dari yang di cinta meniggalkan sebuah rasa di selokan hayyalan dan menghalu kalau suatu sa'at nanti aku bisa mengunggkapkan semuanya tentang sebuah rasa ini kepadanya.

Berpamitan sebelum adanya perjumpaan, Mengenal sebelum adanya Melupakan, Mencinta sebelum rasa di bangun oleh susastra.

Sampai jumpa malam sang bidadari, semoga lelapmu tau perasaan sang susastra yang mengharapkanmu untuk mencinta. Penantian masih tersemanyam untuk di lalui, tunggu kebahagiaaan demi menjadikan ratu di Punggung sang kekasih.

"Kisah Cinta seperti soal di dalam materi ujian, penuh pertanyaan dan penuh tanda tanya sebelum menjawab."


~o0o~


0 Komentar